Jumat, 04 Juni 2010

makalah Manfaat enzim papain

KARYA ILMIAH REMAJA
MANFAAT ENZIM PAPAIN
SEBAGAI PELUNAK DAGING

OLEH
K
E
L
O
M
P
O
K
KARYA ILMIAH REMAJA
SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN

SILVI PUSPITA SARI
IWEL TRIANA
LEONI NOPITA SARI
HIKMAH RAMADHIAN
BOBY J. YURII
HELTI RUSMAYA SARI
FISTIVA WAINI
MELTI ELVITA
DINCE DESPIKA
YOSI NOPELIA
WINDY NILA HAKIM
TIKA SEPRIANTI
DEWI WULANDA
IKA TERMAINA SARI
ASIH NUR ALIZA
IFO SATRIO
MIRA JAYATI
YULIANA SARI






DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN
PROPINSI RIAU
TP 2008/2009

DAFTAR ISI

Halaman judul.................................................................................................. i
Halaman pengesahan........................................................................................ ii
Kata pengantar...................................................................................................iii
Daftar isi.............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah............................................................... 2
1.3 Perumusan Masalah................................................................
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Morfologi dan Sistematika tanaman Pepaya ............................
2.2 Pepaya Sumber Papain .............................................................
2.3 Penanaman Pepaya ...................................................................
2.4 Proses Produksi Papain..............................................................

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu Penelitian.....................................................
3.2 Desain Penelitian......................................................................
3.3 Populasi dan Sampel..................................................................
3.4 Teknik Pengumpulan data.........................................................
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian hasil Penelitian dan Analisa data...............................
4.2 Kesimpulan Analisa data...........................................................
4.3 Penafsiran Kesimpulan dan Analisa data..................................


BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ..........................................................................
5.2 Saran-saran............................................................................
DAFTAR PUSTAKA

















































iv

HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH REMAJA
MANFAAT ENZIM PAPAIN
SEBAGAI PELUNAK DAGING
___________________________________________
KELOMPOK KARYA ILMIAH REMAJA
SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN


SILVI PUSPITA SARI
IWEL TRIANA
LEONI NOPITA SARI
HIKMAH RAMADHIAN
BOBY J. YURII
HELTI RUSMAYA SARI
FISTIVA WAINI
MELTI ELVITA
DINCE DESPITA
YOSI NOPELIA
WINDY NILA HAKIM
TIKA SEPRIANTI
DEWI WULANDA
IKA TERMAINA SARI
ASIH NUR ALIZA
NENENG SUHARTINI
MIRA JAYATI
URIP RIPANI
IFO SATRIO



Pembimbing Teluk Kuantan, Oktober 2008
Kelompok Karya Ilmiah Remaja




( Dra. Henjuswersih ) ( Kelompok KIR )
Nip : 131 999 022



Diketahui Oleh

Kepsek SMA N 1 Teluk Kuantan




( Harnita . SP d )
Nip :





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami rahmad dan hidayahnya sehingga Karya Ilmiah Remaja ini dapat diselesaikan. Karya Ilmiah Remaja ini diberi judul “ MANFAAT ENZIM PAPAIN SEBAGAI PELUNAK DAGING “ . Penelitian ini dilaksanakan dalam Kegiatan Ekrakurikuler di SMAN 1 Teluk Kuantan Tahun Pelajaran 2008/2009.
Dalam kesempatan ini pula izinkanlah kami untuk mengucapkan terima kasih yang tidak terhinggga kepada Ibu Dra. Henuswersih selaku Pembimbing Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing kami dalam menyelesaikan makalah dan penelitian ini. Seiring dengan ini pula disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Kepala SMA Negeri 1 Teluk Kuantan yang telah memberi kesempatan kepada kami dalam melaksanakan KIR
2. Bapak Wakil Kepala Sekolah dibidang kesiswaan yang juga telah ikut dalam membimbing Siswa-siswi SMA Negeri 1 Teluk Kuantan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
3. Dan semua rekan-rekan yang telah membantu kami dalam menyumbangkan
Buah pikirannya.
Akhirnya dengan penuh kesadaran bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dari hasil penelitian ini. Namun harapan kami hendaknya Karya Ilmiah Remaja ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat mencapai sasaran yang kita inginkan.
Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi bahan informasi atau penunjang bagi rekan- rekan untuk mengadakan penelitian selanjutnya.
Demikianlah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk kehidupan sehari-hari.

Taluk Kuantan, 31 Oktober 2008


Penulis

iii
BAB I



PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan pada dasar nya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan diri sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa harus kehilangan identitas diri. Oleh sebab itu setiap bagian dan proses pembelajaran dirancang dan diselenggarakan sehingga mampu memberi andil bagi pencapaian tujuan pendidikan.
Di bidang pendidikan khusus nya dalam proses pembelajaran dikelas, perlu di upayakan penumbuhan sikap positif pada diri siswa. Sikap positif yang di maksud antara lain adalah sikap menghormati sesama sikap berfikir ilmiah dan sebagainya.
Dalam makalah ini kami mengadakan penelitian tentang Manfaat Enzim Papain sebagai pelunak daging. Dimana umumnya masyarakat hanya memanfaatkan Pepaya sebagai bahan makan dan daunnya sebagai sayuran. Buah matangnya sangat digemari sebagi buah meja dan sering dihidangkan sebagai buah pencuci mulut setelah makan. Hal ini disebabkan karena citarasanya yang enak, kaya akan vitamin A dan C, serta berkhasiat memperlancar pencernaan. Buah mudanya pun sering dibuat sayur oleh sebagian besar penduduk dibeberapa daerah. Buah Pepaya ini sering dibuat manisan atau juga asinan.
Selain buah, daunnya pun sangat bermanfaat sebagi obat. Daun muda sering dimakan sebagai lalapan atau disayur. Khasiatnya sebagai obat, diantaranya untuk pembersih darah, penyembuh malaria, dan penambah nafsu makan. Dari manfaat itulah masyarakat menanam Pepaya hanya untuk memperoleh buah dan daunnya.
Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta tuntutan kebutuhan hidup, Pepaya dilaporkan berpeluang untuk dikembangkan potensinya secara optimal. Tujuannya untuk dapat memberikan manfaat yang lerbih besar lagi.
Perlu diketahui bahwa pepaya mengandung suatu zat yang mempunyai kekuatan untuk melunakkan daging. Para ahli biokimia menamakan zat tersebut dengan enzim Proteolitik. Enzim ini lebih sering disebut dengan Papain. Papain digunakan dalam berbagai industri seingga menadi komoditas perdagangan dunia yang cukup potensial.
1
Selama puluhan tahun silam India dan Sri Langka sudah menjadi negara produsen Papain untuk kebutuhan dunia. Belakangan bermunculan pula negara lain sebagai produsen karena kebutuhan dunia akan Papain seakan tidak tercukupi .Meksiko, Brazil Argentina dan negara lainnya merupakan beberapa negara yang kini menjadi produsen Papain dunia.
Selain Papain, pepaya pun mengandung zat perekat antar jaringan sel yang cukup tinggi. Bila zat perekat tersebut diekstrak atau diisolasi maka akan diperoleh suatu produk yang disebut Pektin.
Indonesia merupakan negara yang sangat potensial untuk menaman tanaman Pepaya. Penyebabnya adalah karena masyarakat Indonesia sudah terbiasa membudidayakan Pepaya. Tahun 1988 FAO melaporkan Indonesia meghasilkan 270 ribi ton Pepaya. Angka ini jauh lebih besar jika dibandingkan Filipina yang hanya menghasilkan 95 ribu ton dan Papua hanya sebesar 12 ribu ton.
Dari keterangan diatas maka kami sangat tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tentang Manfaat Enzim Papain Sebagai Pelunak Daging.

1.2. PEMBATASAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : Pemanfaatan getah pepaya sebagai penghasil enzim Papain sebagai pelunak daging.

1.3. .PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan di atas,maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ‘Apakah Enzim Papain bermanfaat dalam melunakkan daging.

1.4. .TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam melakukan kerja ilmiah dan berfikir ilmiah. Disamping itu juga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah enzim papain dapat dimanfaatkan sebagai pelunak daging.

1.5. MANFAAT PENELITIAN
Sehubungan dengan tujuan penelitialn tersebut diatas maka penelitian ini diharapkan hendaknya memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Dapat menambah wawasan bagi siswa dalam kerya ilmiah
2. Dapat memberikan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat tentang manfaat dari enzim papain baik kepada rumah tanggga maupun kepada industri karena enzim papain dapat melunakkan daging dan dapat menghemat penggunaan energi






















3
BAB II


TINJAUAN TEORITIS


2.1 MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TANAMAN PEPAYA



Gambar 1. Morfologi Pepaya


2.1.1. Morfologi Pepaya

Secara morfologi tanaman pepaya memiliki daun dengan sistim pertulangan menjari dan memiliki akar tunggang dan merupakan tanaman Dikotil. Tanaman pepaya memiliki batang yang tumbuh secara tegak lurus dan biasanya buah melekat pada batang
Biasanya pepaya memiliki bunga ada dua macam yaitu ada yang bersifat memiliki bunga jantan atau hanya memiliki benang sari saja. Biasanya tanaman seperti ini tidak memiliki buah akan tetapi hanya bunga saja dan ini sering dimanfaatkan sebagai sayur. Dan ada batang yang memiliki lengkap bunga jantan dan betina dan biasanya ini dapat menghasilkan buah sempurna dan inilah yang dibudidayakan orang untuk mendapatkan buah baik sebagai bahan makanan, sebagai sayur ataupun sebagai bahan untuk menghasilkan Papain.


.2.2. PEPAYA SEBAGAI SUMBER PAPAIN


Papain terkandung dalam getah tanaman pepaya.Selain akar dan biji seluruh bagian tanaman mengandung papain.namun,umumnya papain diproduksi dari getah buah pepeya yang masih hijau.getah buah pepaya lebih baik dibanding dari batang atau daunnya karena jumlahnya cukup banyak dan daya emzimatikanya cukup tinggi.

Pepaya sebagai penghasil enzim papain yang berkemampuan memecahkan molekul protein, dewasa ini menjadi suatu produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik dalam rumah tangga maupun dalam industri .
Papain merupakan enzim proteolitik pada getah pepaya, baik batang, daun dan buahnya. Selain bagian tersebut, akarnya pun mengandung getah, tetapi umlahnya sangat sedikit sehingga tidak baik diolah untuk diambil papainnya. Kualitas getah sangat menentukan daya pecah molekul protein. Kuat lemahnya daya pemecah molekul protein tersebut tergantung bagian tanaman asal getah tersebut. Getah buah lebih kuat dayanya jika dibandingkan batang dan daun.
Selain bagian tanaman, jenis pepaya pun sangat menentukan kualitas dan kwantitas getah untuk menghasilkan papain. Dari beberapa hasil penelitian diperoleh bahwa papaya semangka dapat menghaasilkan getah lebih banyak ika dibandingkan jenis lainnya. Dan aktivitas enzimatik nya pun lebih baik dari yang lain. Oleh sebab itu untuk industri papain sebaiknya menggunakan pepaya semangka dan sebaiknya getahnya bersal dari buahnya saja.

2.3. MANFAAT PAPAIN
Banyak manfaat yang diperoleh dari papain sehingga produk ini menjadi
Semakin dicari.berupa manfaat dari papain ini diulas berikut ini.

a. Pelunak daging
Papain dapat digunakan dalam industri pengolahan daging dan restoran besar
dengan penggunaan papain maka pemakaian energi bahan bakar untuk melunaKkan
daging dapat di hemat sehingga terjadi penurunan biaya produksi.selain itu,dagiing
dari hewan tuapun dapat menjadi lunak kalau menggunakan papain.biasanya daging
hewan tua berstruktur sangat keras (alot).dengan demikian,sehingga hadirnya papain
dapat menaikkan eksport hewan tua yang sebelumnya tidak laku di pasaran.
Papain sebagai pelunak daging (meat tenderizer) banyak diperdagangkan
dalam kemasan kecil sesuai kebutuhan rumah tangga.biasanya sebelum
dikemas,papain ini sudah di campur bahan lain seperti:gula dan garam agar
kandungan papainnya tidak terlalu kuat

b. Pembuat konsnetrat protein
Papain dapat digunakan sebagai bahan penghancur sisa atau buangan hasil industri pengalengan ikan menjadi bubur ikan atau konsentarat protein hewan.ini digunakan untuk keperluan bahan pakan ternak dan ikan atau bahkan untuk di olah menjadi kecap.dengan kondisi keasaman (PH) suhu yang tepat,papain pun dapat digunakan pada sumber protein nabati seperti bungkil kacang-kacangan sehingga manjadi konsentrat protein nabati.

c. Penghidrolisis protein
Daya memecahkan molekul protein yang dimiliki papain dapat diintensikan lebih jauh menadi kegiatan hidrolisis protein.namun,kegiatan ini dapat berlangsung kalau pH,suhu,kemurnian,dan konsentrasi papain berada pada kondisi yang tepat.hal ini sering digunakan pada pembuatan pepton dan asam-asam amino.pepton dan asam amino diperlukan pada penelitian mikrobiologi dan industri.biasanya harga produk semacam itu sangat mahal.

d. Pelembut kulit (industri penyamakan kulit)
Pada industri penyamakan kulit,papain sering di gunakan untuk melembutkan kulit.Kulit yang lembut dapat dibuat sarung tangan,jaket,bahkan kaus kaki.di negara beriklim dingin,pakaian datri kulit lebih banyak di pilih dibanding dari bahan plastik atau serat sintesis karena dapat memberikan rasa hangat,nyaman,dan lebih kuat.
e. Anti dingin
Papain sangat berperan dalam industri bir yang setiap tahun meningkat rata rata 5%.bir merupakan hasil permentasi atau paragian kecambah gandum atau barley.bahan tersebut mengandung senyawa folifenol protein yang akan terlarut dalam bir hasil fermentasi.namun kalau distribusi dan penyimpanannya berlangsung cukup lama atau suasana sekitarnya dingin karna iklim atu sengajah didinginkan maka senyawa tersebut akan terpisah dan mengendap yaitu berupa dispersi padatan yang sangat halus melayang di seluruh cairan bir.endapan ini tanpak seperti kabut putih sehingga dapat mengurangi mutu dan selera dari bir tersebut dengan penambahan papain saat akan di botolkan, senyawa protein tersebut akan tetap terlarut atau stabil walaupun suasananya dingin atau disimpan cukup lama. Itulah sebabnya papain sering disebut sebagai obat anti dingin atau stabiliser.

f. Bahan obat
Papain dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam preparat farmasi seperti untuk obat gangguan pencernaan protein, serta obat cacing. Berhubungan dengan pembedahan, papain pun digunakan sebagai obat pengendali inflasi.
g. Bahan kosmetik
Papain dapat juga digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan krim pembersih kulit, terutama kulit muka. Ini disebabkan papain dapat melarutkan sel-sel mati yang melekat pada kulit dan sukar terlepas dengan cara fisik. Noda atau plek pada muka dapat dikikis oleh papain sehingga menjadi halus. Selain itu papain juga sering dijadikan bahan aktif dalam pembuatan pasta gigi. Karena dapat membersihkan sisa protein yang melekat pada gigi. Sisa protein ini sering menimbulkan bau busuk bila terlalu lama dibiarkan.

2.4. PROSPEK BISNIS PAPAIN
Penggunan energi panas untuk pemanasan pada proses industri, terutama makanan dan minuman, cendrung berubah dari bahan bakar menjadi enzimatik. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar memberikan dampak sosial ekonomi yang serius seperti baya pengolahan mahal dan dapat menimbulkan pencemaran udara.
Melihat pertimbangan sosial ekonomi tersebut maka dicari cara lain sebagai pengganti bahan bakar pada proses pemanasan tersebut. Salah satunya adalah dengan enzimatik karena dapat menghemat energi, bersih lingkungan dan mudah dikendalikan Enzim yang dapat melakukan proses enzimatik tersebut antara lain ialah Papain.
Akibat kecendrungan perubahan cara pemanasan pada industri maka permintaan papain pun semakin meningkat, baik dalam negri maupun luar negri. Selama tahun 1992- 1993 total infor papain oleh Amerika Serikat sekitar 16.000 ton yang sebagian besar di datangkan oleh negara Eropa. Harga papain cukup mahal berkisar Rp 300.000,- per kg
Agar dapat laku dipasaran, papain harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan pembeli. Ada beberapa macamkualitas yang dibutuhkan pembeli yaitu sebagai berikut :
1. Crude papain ( papain kasar ) merupakan getah pepaya segar langsung dikeringkan tanpa perlakuan sebelumnya, kecuali penambahan antioksidan.
2. Refined papain ( Papain bersih ). Merupakan getah segar yang sudah diberi perlakuan seperti pemisahan kotoran ( batang, daun dan serangga) yang selanjutnya dikeringkan menadi papain.
3. Pure papain ( Papain murni ) Merupakan getah setelah dibersihkan dari benda asing dan zat yang bukan enzim.

2.5. PENANAMAN PEPAYA
Ada banyak jenis pepaya yang komersial saat ini. Namun yang cendrung digunakan adalah pepaya semangka. Papaya Bangkok yang memiliki kulit yang keras dan tebal buahnya tidak baik untuk industri papain. Bentuknya yang tidak rata sehingga mengganggu kelancaran aliran getah dalam proses penyadapan. Untuk keperluan industri pepaya semangka perlu ditanam dengan kriteria tersendiri. Hal ini diupayakan agar produktivitasnya menjadi tinggi. Penanaman pepaya untuk pengambilan getahnya ada dua cara yaitu
a. Penanaman Untuk Papain Buah
Penanaman Pepaya untuk diambil buahnya sebagai sumber getah papain tidak banyak berbeda dengan cara penanaman pepaya untuk mendapatkan produksi yang pada umumnya. Hanya saja untuk mendapatkan produksi yang kontinu, perlu diadakan pembagian blok-blok penanaman karena interval penyadapan getahnya dilakukan bebarapa hari sekali.

Biasanya penyadapan pada setiap blok dilakukan dengan selang waktu empat hari sekali. Untuk itu, areal pertanaman sebaiknya dibagi menjadi empat blok. Dengan demikian , setiap hari akan diperoleh getah untuk pengolahan papain.











Gambar 2. Kebun papaya untuk diambil getah dari buahnya

Kebun pepaya, Lokasinya sebaiknya dipilih yang memenuhi pewrsyaratan agar kelangsungan produksi getah dapat dipertahankan hinggga 3-5 tahun. Syarat untuk penanaman pepaya untuk papain antara lin sebagai berikut :
1. Kebun harus bebas dari semak, rumput liar, serta pepohonan lain yang tinggi dan rimbun agar tanaman pepaya tidak kekurangan sinar matahari.
2. Kebun harus diusakan hanya untuk satu enis tanaman saja ( monokultur)
3. Lubang tanam harus cukup besar sehingga dapat menampung banyak pupuk organik sebagai pupuk dasar.

b. Penanaman Untuk Papain Batang atau Daun
Penanaman pepaya untuk tujuan memperoleh batang atau daun dalam memproduksi papain tidak seperti untuk memperoleh buah. Lahan penanaman atau kebun tidak berupa lubang- lubang tanam yang diberi pupuk kandang, tetapi kebunnya mirip lahan persemaian. Pemeliharaan tanaman tidak berbeda dengan penanaman untuk produksi papain dari buah.
Areal yang akan digunakan untuk penanaman pepaya dicangkul agak dalam, lalu tanahnya digemburkan. Bila sudah gembur, tanahnya dicampur merata dengan pupuk kandang 30 ton/ ha. Setelah itu, tanah dibentuk bedengan-bedengan dengan lebar sekitar 1,5- 2 m dan panang sesuai kebutuhan.
Setelah bedengan dibentuk biji atau benih dapat ditanam dengan jarak tanam 40 x 40 cm. Dengan jarak tanam tersebut maka dalam satu hektar kebun dapat ditanam sebanyak 62.500 pohon.
Untuk keperluan produksi papain, setiap tanaman dapat dipanen getah batang dan daunnya sebanyak empat kali setahun. Khusus untuk panen pertamanya, setiap tanaman hanya dipanen tiga kali setahun. Panen awal pada saat tanaman berumur 6 bulan. Panen kedua pada umur 9 bulan. Dan panen ke tiga pada umur 1 tahun. Panen ini berlangsung hinggga tanaman berumur 4 tahun.

2.6. PROSES PRODUKSI PAPAIN
Untuk produksi papain, kegiatan yang perlu dilakukan adalah penyiapan bahan baku dan bahan penolong, penyiapan alat, pengambilan getah, pembuatan papain, serta pengukuran aktivitas proteolitik atau papain.
a. Penyiapan bahan baku dan bahan penolong
Untuk memproduksi papain, bahan baku yang perlu dipersiapkan adalah getah pepaya . Sementara bahan penolong berupa air dan sulfit. Sulfit yang dapat digunakan antara la in Natrium bisulfit ( Na HSO 3 ) , Natrium metabisulfit ( Na S 4 O 6 ) ,sodium bisulfit atau sodium metabisulfit. Air digunakan sebagai pengencer getah pepaya, sedangkan sulfit digunakan sebagai pelarut bahan kimia.
Bila getah pepaya berasal dari batang dan daun, diperlukan bahan pembantu berupa asam klorida, asam sulfat, atau asam asetat. Pemberian asam ini berguna untuk menurunkan pH getah hingga menjadi 3,5.
b. Penyiapan Alat
Dalam memperoleh dan mengolah getah pepaya menjadi papain kasar diperlukan peralatan sebagai berikut :
1. Pisau sadap yang dibuat dari bahan yang tidak mudah berkarat. Agar dapat menoreh buah , mata alat sadapnya dapat digunakan sepotong atau sebilah silet, sepotong kawat dengan ujung runcing, atau pisau dapur yang kecil. Sebagai pegangan alat sadap dapat digunakan sepotong kayu atau bambu yang tingginya disesuaikan dengan tinggi buah yang akan disadap. Pemasangan mata alat sadap ini harus diatur sedemikian rupa agar kedalaman torehannya tidak melebihi 2 mm.















Gambar 3. Alat sadap atau Pisau sadap buah pepaya.

2. Pisau karet untuk mengorek getah yang membeku pada torehan.

3. Tampah penampung getah untuk menampung getah yang baru ditoreh dari buahnya . Alat ini dapat dibuat sendiri dari tampah atau nyiru yang bagian tangahnya diberi lubang. Lubang tersebut harus disesuaikan dengan besar batang tanaman pepaya. Agar batang tanaman dapat masuk mata tepi hingga kelubang harus dipotong. Lihat gambar .











Gambar 4. Tampah penampung getah sadap. Bagian tengahnya diberi lubang seukuran diameter batang tanaman


4. Ember dari bahan plastik untuk mengumpulkan getah yang baru disadap

5. tangki digunakan untuk mencampur atau mengaduk getah dengan air dan
sulfit.
6. Loyang yang terbuat dari plastik , aluminium untuk mendapatkan getah
Yang akan dikeringkan.
7. Alat pengering untuk mengeringkan getah. Suhu alat pengering ini harus
Diatur menjadi tetap stabil selama proses pengeringan , yaitu 55 derjar Celcius. Selain mengggunakan alat pengering, pengering dengan sinar atahari pun dapat digunakan.
8. Ultra filter untuk menyaring emulsi getah dengan tujuan memisahkan jenis
Enzim dalam papain.
c. Pengambilan Getah
Cara pengambilan getah pepaya berbeda untuk bangian tanaman yang akan diambil. Berikut akan diulas pengambilan getah dari buah dan dari batang dan daun.
1. Pengambilan getah buah.
Pengambilan getah buah dilakukan pada buah yang sudah berumur 2,5- 3 bulan. Buah yang sedang dalam masa penyadapan harus tetap tergantung pada batang pokoknya. Masa penyadapan buah dapat berlangsung hinggga 13 kali. Namun secara ekonomis penyadapan buah hanya cukup 7 kali. Oleh karena interval penyadapan dapat berlangsung 4 hari sekali maka masa penyadapan hanya berlangsung selama 28 hari.
Waktu yang tepat untuk melakukan penyadapan adalah pagi hari sebelum mataharu terbit. Sekitar pukul 05.30- 08.00 atau pada sore hari sekitar pukul 17.30 – 18.30. sebelum disadap sebaiknya buah dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran debu dan embun. Cara membersihkannya dengan mengusapkan kain lab atau kain kering yang bersih pada buah.
Penyadapan dilakukan dengan cara menorehkan alat sadap pada kulit buah mulai dari pangkal menuju ujung buah. Kedalaman torehan 1-2 mm. Hal ini perlu diperhatikan agar luka cepat sembuh. Setelah dilakukan torehan getah yang keluar segera ditampung dengan alat penampung getah yang sudah diramcang khusus. Tampah sudah diletakkan pada batang tanaman. Sebaiknya tampah diberi plastik agar getah tidak tumpah. Lihat gambar berikut
















Gambar 5. Penyiapan tampah penampung getah. Sebaiknya tampah dialasi plastik agar getah tidak terbuang keluar melalui lubang tampah.




























Gambar 6. Penorehan pisau sadap. Dilakukan mulai dari pangkal buah ke ujung buah dengan kedalaman 1-2 mm.














Gambar 7. Penyadapan dengan pisau dapur dilakukan jika buahnya dapat dijangkau
Tangan.
















Gambar 8. torehan pada buah sebaiknya berjumlah 5 buah torehan dengan lebar 1-2 cm

Biasanya getah yang keluar dari buah tidak segera mengucur ke tampah penampungan dan akan membeku pada luka torehan. Getah yang membeku ini dapat dikorek secara hati-hati dengan pisau karet. Pengorekannya dilakukan dari pangkal ke ujung buah. Getah yang membeku tersbut harus dikumpulkanmenjadi satu dengan getah lainnya dalam tampah dan selanutnya dapat dioleh menjadi papain.

2. Pengambilah Geth Batang dan Daun
Pengambilan getah batang dan daun dilakukan dengan cara sebagai berikut : batang ditebang setinggi 25 cm dari tanah. Batang dan daunnya segera dirajang halus dengan ukuran 1-2 cm. Selanjutanya hasil rajangan diperas untuk diambil getah atau sarinya berupa jus. Hasil perasan getah ini ditampung dalam wadah dan diukur volumenya. Lalu dibasahi dengan larutan Sodium bisulfat 0,7 % Jumlah larutan sodium bisulfat ini sebanyak volume jus yang diperoleh dari hasil pemerasan pertama. Lalu ampas diperas lagi untuk mengeluarkan sisa getah yang masih ada. Lalu disatukan dengan getah pertama.

d. Prosedur Pengolahan
Pengolahan getah menjadi papain berbeda untuk masing-masing asal getah. Sementara pengolahan getah buah untuk memperoleh papain kasar dan papain bersih pun berbeda. Adapun pengolahan getah dari buha serta batang dan daun akan diulas sebagai berikut :

1. Pengolahan Getah Buah menjadi Papain Kasar
Getah hasil penyadapan buah dapat diolah menjadi papain kasar ( Crude papain) . Cara pengolahannya getah dari penyadapan dicampur dengan larutan Sulfit 0,7 % sebanyak 4 kali jumlah getah. Lalu diaduk hingga merata dengan alat pengaduk (Mixer) . Campuran ini biasanya akan membentuk emulsi atau getah berwarna putih susu yang agak kental. Selanjutnya emulsi getah dikeringkan hingga menjadi papain kasar .

Untuk pengeringan emulsi getah menjadi papain kasar dapat ditempuh melalui 5 cara sebagai berikut :
a. Pengeringan dengan sinar matahari
Cara ini hanya mengnadalkan panas matahari. Mula-mula emulsi getah dituang dalam wadah plastik setebal 1 cm. Setelah itu dijemur dibawah terik matahari. Menurut pengalaman emulsi akan mengering kalau 8 jam. Selama pengeringan sebaiknya diatur ketebalan dan penyebaran getahnya agar pengeringan berjalan dengan cepat.
b. Pengeringan Dengan pengering kabinet
Untuk pengeringan dengan menggunakan listrik yang berbentuk kabinet diawali dengan penuangan emulsi getah secara merata dengan ketebalan 1 cm dalam wadah plastik atau stainles steel. Setelah itu wadah dimasukkan kedalam lemari kabinet atau cabinet drier. Suhu lemari ini berkisar 55 derjat celciuc. Biasanya getah akan mengering dalam waktu 6 jam. Sebaiknya suhu tetap stabil agar mempercepat pengeringan. Papain kasar hasil pengeringan ini biasaya berupa serpihan-serpihan putih tipis sampai keabu-abuan. Aktivitasnya 500 MCU/ g . Sebaiknya serpihan ini digiling supaya harus seperti tepung.
c. Pengeringan Dengan pengering vakum

Emulsi getah dapat dikeringkan dengan lemari pengering listrik yang dibantu dengan pompa vakul. Tujuannnya untuk mempercepat pengeringan. Papain kasar yang dihasilkan dengan pengeringan ini lebih baik dibandingkan yang hanya menggunakan lemari pengering biasa, karena warnanya lebih putih, selain itu juga aktivitas proteolitiknya menadi sekitar 600 MCU/ g.

d.Pengeringan Dengan Pengering Semprot
Pengeringan emulsi getah dapat dilakukan dengan pengering semprot atau ( Spray drier) Pengering ini berbentuk ruang atau kamar. Emulsi getah disemprot kedalam kamar tersebut dengan menggunakan sprayer. Yang lubangnya sangat halus. Aliran udara panas disemprotkan bersamaan dengan penyemprotan emulsi getah. Dengan cara ini getah akan menjadi kering bentuk seperti tepung halus. Tepung papain ini selanjutnya keluar dari lubang keluasan dan dapat langsung dikemas. Papain kasar juga sudah lebih baik dari yang sebelumnya dengan aktivitas proteolitiknya 600 MCU/g.

d. Pengeringan dengan pengering beku
Cara lain untuk pengeringan getah adalah dengan pengeringan beku ( Freeze drier). Pada cara ini getah tidak perlu dibuat menjadi emulsi getah, tetapi dapat langsung dikeringkan dengan pengering beku. Cara kerja alat ini diawali dengan pembekuan bahan berupa getah pada suhu 50 derjat celcius. Dengan pembekuan ini maka sel-sel getah akan pecah karena air selnya akan membeku dan volumenya membesar. Selanjutnya air dalam fase es tersebut langsung diubah menjadi fase uap dengan pemvakuman sangat kuat.
Cara ini lebih baik dari cara-cara sebelumnya. Namun biasanya prosesnya mahal karena harga alatnya sangat mahal. Papain kasarnya cukup stabil karena kadar papainnya sekitar 700 MCU/ g.

2. Pengolahan Getah Buah Menjadi Papain bersih
Getah hasil penyadapan pun dapat diolah menjadi papain bersih ( Refined papain)
Pengolahannya diawali dengan pembuatan emulsi getah melalui penambahan Sulfit. Selanjutnya emulsi disaring dengan ultra filter dengan kehalusan sekitar 60 mesh. Berarti setiap 1 cm terdapat 60 lubang. Setelah disaring maka yang tertinggal yaitu papain jernih dan air.
Untuk mendapatkan papain bersih berbentuk tepung (Papain refined powder papain) residu tersebut dapat dikeringkan. Namun dapat juga langsung dikemas hingga disebut papain bersih cair. (Refined liquid papain ) . Papain bersih cair yang dihasilkan memiliki aktivitas proteolitik 400 MCU/g – 1.000 MCU/ g. ( MCU adalah Milk Clotting Units) yang merupkan kekuatan aktivitas enzim.

3. Pengolahan Getah batang dan Daun
Getah dari batang dan daun pepaya berbentuk jus. Pengolahan jus menjadi papain diawali dengan pemberian asam klorida, asam sulfat dan asam asetat, kedalam jus getah. Hal ini dilakukan hingga pH jus menadi 3,5 biasanya dapat diukur dengan kertas lakmus. Setelah itu diaduk perlahan hingga terjadi gumpalan kolorofil atau gumpalan hijau. Gumpalan ini akan lebih padat dan lebih besar kalau suhunya dinaikkan menjadi 35 o C.
Selanjutnya gumpalan klorofil dipisahkan dengan cara penyaringan biasa, yaitu dengan menggunakan saringan santan kelapa. Lalu disaring lagi dengan saringan ultra filter 100 mesh. Agar kandungan papain lebih pekat atau kental.
Cara lain untuk pengentalan adalah dengan menggunakan vakum evaporator. Penggunaaannya dengan cara air pada filtrat diuapkan sehingga menjadi pekat atau kental. Agar dapat menguapkan air vakum ini dipanaskan pada kaadaan vakum. Oleh karena cara ini masih melibatkan panas maka pengentalan dengan cara filter masih lebih baik. Hal ini disebabkan kerena panas dapat menurunkan aktivitas enzimatik papain.
Setelah disaring pada penyaringan ultra filter 100 mesh, filtrat yang dihasilkan berupa air bersih dan residu / sisa saringan. Residu merupakan cairan kental yang merupakan papain pekat. Residu ini dapat dikemas berupa papain cair. Aktivitas enzimatik nya 400 MCU/g. Residu ini juga dapat dikeringkan dengan semprot atau penggumpalan alkohol. Kalau dengan Alkohol, kontak alkohol dengan papain tidak dari 6 jam karena dapat menurunkan kwalitas papain. Hasil pengeringan ini berupa papain tepung dengan aktivitas proteolitik sekitar 600 MCU/g.

2.7. ASUMSI DAN HIPOTESA
2.7.1 Asumsi
Penelitian ini bertitik tolak dari asumsi yang penulis ungkapkan sebagai berikut :
1. Daging yang digunakan dalam penelitian ini merupakan daging yang bersaral dari daging sapi yang sudah tua yang diperkirakan sudah kurang laku dipasaran karena serat dagingnya yang keras atau alot.
2. Getah pepaya yang digunakan merupakan getah yang mengandung papain murni karena diambil langsung dari buah pepaya segar yang masih muda,
2.7.2 . Hipotesa
Berdasarkan asumsi diatas dapat dikemukakan Hipotesa sebagai berikut : “ Ada pengaruh atau manfaat enzim papain dalam pelunakan daging “


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Teluk Kuantan. Sedangkan waktu penelitian di mulai dari pukul 16.25 WIB hingga pukul 17.15.5 WIB pada tanggal 31 Oktober 2008.
3.2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental seperti apa yang dikatakan oleh Moh. Nazir, Ph. D. 1984 : 74
Penelitian eksperimental adalah observasi dibawah kondisi buatan ( artifical condition ), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh sipeneliti. Dengan demikian penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya control.

Dalam penelitian ini daging dibagi atas dua kelompok. Kelompok pertama (kelompok daging yang diberi Papain ) dan kelompok kedua yaitu daging yang tidak diberi Papain ( Kelompok control ).
TABEL DESAIN PENELITIAN

KELOMPOK
PERLAKUAN

A
DAGING YANG TIDAK DIBERI ENZIM PAPAIN

B
DAGING YANG DIBERI ENZIM PAPAIN

3.3. POPULASI DAN SAMPEL
Menurut Winarno Surachmad, populasi adalah sekelompok subjek baik manusia, gejala, test, benda-benda ataupun peristiwa. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah daging yang di beri enzim Papain dan daging yang tidak diberi enzim Papain . Sedangkan Sampelnya merupakan sample total dimana semua populasi dijadikan sample.

3.4. TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
3.4.1 Tehnik Observasi
Tehnik observasi digunakan untuk peninjauan langsung ke tempat penelitian atau melaksanakan eksperimen dalam pengamatan manfaat enzim papain sebagai pelunak daging.
3.4.2 Tehnik Kepustakaan
Tehnik kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang bersifat teoritis dalam menyusun landasan penelitian, baik berupa konsep, defenisi yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.







































BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

4.1 UBAHAN- UBAHANYANG DITELITI DAN PENJELASANNYA

Pada penelitian ini ubahan yang diteliti adalah Daging dengan diberikan perlakuan sebagai berikut : Satu kilo daging yang sudah tua dan boleh dikatakan daging yang sudah tidak laku dipasaran karena sudah tua dan keras. Daging ini dibagi dua kelompok yaitu satu kelompok daging yaitu 1 kg daging tidak diberi apa-apa dan dimasak dengan diberi bumbu masak atau digulai seperti biasanya . Dan 1 kg daging yang sudah tua juga dimasak dan diberi bumbu masak biasa tetapi diberi perlakukan yaitu dengan pemberian enzim papain yang langsung diambil dari getah pepaya segar dari buah pepaya yang masih muda. Daging diaduk terlebih dahulu dengan enzim papain. Lalu kedua kelompok daging dimasak dengan waktu yang bersamaan dan dengan besar api yang sama.

Gambar : Daging yang tidak diberi enzim papain

Gambar : Daging yang diberi enzim papain
4.2. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
Data yang disaikan ini adalah data yang diambil dati hasil eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelompok daging sebagai berikut :
No Kelompok Perlakuan Waktu Keterangan
1

A



Satu kg daging tua yang tidak diberi enzim papain Dimasak jam 16.00-16.35

16.00-16.55
Daging masih keras dan belum bisa untuk dimakan

Daging baru mulai lunak dan sudah bisa dikonsumsi atau dimakan
2

B

Satu kg daging yang diberikan enzim papaian yang berasal dari buah pepaya yang masih muda Dimasak jam 16.00-16.35 Daging sudah mulai lunak dan sudah bisa untuk dikonsumsi atau dimakan


Tabel 1. Data hasil eksperimen terhadap daging tua dengan pemberian enzim papain
4.3. ANALISA DATA
Dari data diatas dapat dianalisa sebagai berikut : Bahwa daging tua yang tidak diberi enzim papain yang dimasak dengan waktu dan cara yang sama dengan daging yang diberi enzim papain maka daging yang tidak diberi enzim papain memakan waktu yang lama memasaknya jika dibandingkan daging yang dibnerikan perlakuan dengan pemberian enzim papain. Disini dapat terlihat waktu yang diperlukan untuk memasak daging yang tidak diberi enzim papain memakan waktu antara jam 16.00 sampai dengan 16.55. Jadi membutuhkan waktu lebih kurang 55 menit baru mulai lunak. Sedangkan daging tua yang keras diberikan enzim papain hanya membutuhkan waktu untuk menjadi lunak 16.00- 16 35. Maka hanya membutuhkan waktu 35 menit. Dengan demikian terbukti bahwa enzim papain dapat melunakkan daging. Hal ini disebabkan karena enzim papain dapat memecahkan molekul protein atau dapat menjadikan daging yang tua dan keras atau alot menjadi lunak dalam waktu yang relatif singkat. Maka enzim papain dapat mengurangi penggunaan energi sehingga dengan penggunaan enzim papain baik dalam rumah tangga maupun industri ataupun restoran dapat menurunkan biaya ekonomi dalam rumah tangga atau menurunkan biaya dalam industri atau restoran.

4.4. KESIMPULAN ANALISA DATA
Dari hasil eksperimen atau penelitian yang dilakukan terhadap pemberian enzim papain pada daging yang sudah tua dan keras maka didapatkan selisih waktu memasak daging yang tidak diberi enzim papain memakan waktu dari 16.00-16.55 jadi membutuhkan waktu 55 menit sedangkan daging tua dan keras yang diberi enzim papain membutuhkan waktu 16.00-16.35 jadi hanya 35 menit. Maka selisih antara daging yang tidak diberi enzim papain dengan yang diberi enzim papain adalah 20 menit. Dengan demikian penggunaan enzim papain dapat menghemat bahan bakar dalam memasak baik dalam rumah tangga maupun dalan industri makanan atau restoran.
4.5. PENAFSIRAN KESIMPULAN ANALISA DATA
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa adanya perbedaan waktu yang digunakan untuk melunakkan daging yang diberi enzim papain dengan daging yang tidak diberi enzim papain. Adanya perbedaan waktu tersebut dapat dikaitkan dengan adanya pengaruh atau manfaat enzim papain sebagai pelunak daging. Dengan demikian maka Hipotesa yang diajukan dapat diterima.
Dari keterangan diatas maka enzim papain dapat digunakan sebagai pelunak daging bagi kehidupan sehari -hari baik dalam kehidupan di rumah tangga maupun industri- industri atau restoran.















BAB V



KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN

1. Kesimpulan teoritis

Papain terkandung dalam getah tanaman pepaya. Selain akar dan biji, seluruh bagian tanaman mengandung enzim papain. Namun, umumnya papain diproduksi dari getah buah pepaya yang masih muda dan hijau. Getah buah pepaya lebih baik jika dibandingkan dengan getah batang dan daunnya.
Enzin papain memiliki kemampuan untuk memecahkan molekul protein sehingga dapat melunakkan daging. Papain saat ini menjadi suatu produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik dalam rumah tangga maupun industri karena dapat menurunkan biaya ekonomi dalam rumah tangga dan industri.
Enzim papain memiliki banyak khasiat antara lain sebagai pelunak daging, pembuat kosentrat protein, menghidrolisis protein, pelembut kulit ( Untuk industri penyamakan kulit ), Antidingin, bahan obat, bahan kosmetik,dan lain sebagainya.

2. Kesimpulan Penelitian
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa enzim papain dapat melunakkan daging hal ini dapat dibuktikan dengan eksperimen dimana daging yang diberi enzim papain dimasak dengan waktu 16.00- 16.35 sudah lunak dan bisa dikonsumsi maka hanya membutuhkan waktu untuk melunakan 35 menit. Sedangkan daging yang tua dan keras yang tidak diberikan enzim papain membutuhkan waktu 16.00-16.55, maka membutuhkan waktu 55 menit jadi selisih waktu yang digunakan lebih kurang 20 menit. Dengan demikian enzim papain memiliki pengaruh atau manfaat untuk melunakkan daging. Dan dengan penggunaan enzim papain dalan rumah tanggga dan industri dapat menekan biaya ekonomi lebih murah.

5.2 SARAN
Dalam penelitian ini dapat penulis sarankan sebagai berikut :

1. Kepada masyarakat disarankan untuk memanfaatkan daging yang sudah tua dan keras agar dapat bermanfaat maka dapat diberikan enzim papain. Karena enzim papain dapat melunakkan daging
2. Kepada pada pemilik restoran disarankan agar untuk memasak daging yang tua dan keras dapat diberikan enzim papain karena dapat melunakkan daging dan dapat menekan biaya ekonomi dalam restoran. Sedangkan bagi industri juga dapat menekan biaya ekonomi dan dapat menghemat energi.
3. Kepada seluruh masyarakat Indonesia dan teluk kuantan khususnya pepaya selain dapat dimanfaatkan buah dan daunnya sebagai bahan makanan dan sayuran, maka getahnya juga mengandung enzim papain yang dapat melunakkan daging. Adi disarankan agar selain bertanam pepaya untuk mendapatkan buah maka pembuatan enzim papain juga memikili nikai ekonomi yang tinggi

































DAFTAR PUSTAKA


1. Dudung Muhidin, Agroindustri Papain dan Pektin, Penerbit Penebar Swadaya 1999.
2. Muchtar Lutfi, Prof. DR. Et. Al, Buku Panduan Penulisan Makalah dan Skripsi
PKIP UNRI Pekanbaru 1984.
3.

Kelompok KIR (Karya Ilmiah Remaja) SMAN 1 TELUK KUANTAN

Pembimbing : HENJUSWERSIH

Ketua : IFO SATRIO

Sekretaris : YULIANA SARI

Bendahara : ASIH NUR ALIZA

Anggota :

  1. ADE GESTY RAHMAYANI
  2. EXON JULIANDI
  3. IKA TERMAINA SARI
  4. LASTINA
  5. LISA NURCAHYANI
  6. RIRIN ZULMELTI
  7. SOPIANI ARNAS
  8. TIKA SEPRIANTI
  9. URIP RIFANI

Prestasi yang pernah diraih

  1. Juara II Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat Provinsi yang diadakan oleh

Polyteknik Kampar Bangkinang ( 23 Pebruari 2009 )

KARYA ILMIAH REMAJA

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT

( Elais guinensis)

OLEH

KELOMPOK

KARYA ILMIAH REMAJA

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN

ASIH NUR ALIZA

NIS : 8942

IFO SATRIO

NIS : 9004

URIP RIFANI

NIS : 9097

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN

PROPINSI RIAU

TP 2008/2009

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA ILMIAH REMAJA

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT

(Elais guinensis)

KELOMPOK KARYA ILMIAH REMAJA

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN

ASIH NUR ALIZA

NIS : 8942

IFO SATRIO

NIS : 9004

URIP RIFANI

NIS : 9097

Teluk Kuantan, Desember 2008

Pembimbing Kelompok Karya Ilmiah Remaja

Dra. Henjuswersih Kelompok KIR

NIP : 131 999 022

Diketahui :

Kepala Sekolah SMAN 1 Teluk Kuantan

Harnita . S.Pd

NIP : 131 673 066

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami rahmad dan hidayahnya sehingga Karya Ilmiah Remaja ini dapat diselesaikan. Karya Ilmiah Remaja ini diberi judul BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elais guinensis ). Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Remaja Tingkat SMA/SMK/MA SE- PROPINSI RIAU 2008.

Dalam kesempatan ini izinkanlah kami untuk mengucapkan terima kasih yang tidak terhinggga kepada Ibu Dra. Henjuswersih selaku Pembimbing Karya Ilmiah Remaja, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing kami dalam menyelesaikan makalah dan penelitian ini. Seiring dengan ini pula disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Kepala SMA Negeri 1 Teluk Kuantan yang telah memberi kesempatan kepada kami dalam melaksanakan KIR

2. Bapak Wakil Kepala Sekolah dibidang kesiswaan yang juga telah ikut dalam membimbing Siswa-siswi SMA Negeri 1 Teluk Kuantan dalam kegiatan ekstrakurikuler bidang Karya Ilmiah Remaja

3. Panitia Lomba karya Tulis Remaja Polytechnic Kampar yang telah memberikan kami kesempatan untuk mengikuti Lomba Karya tulis ini

4. Dan semua rekan-rekan yang telah membantu kami dalam menyumbangkan buah pikirannya.

Akhirnya dengan penuh kesadaran bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dari hasil penelitian ini. Namun harapan kami hendaknya Karya Ilmiah Remaja ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat mencapai sasaran yang kita inginkan.

Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi bahan informasi atau penunjang bagi rekan- rekan untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

Demikianlah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk kehidupan sehari-hari.

Taluk Kuantan, Desember 2008

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii

KATA PENGANTAR..................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUN

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah............................................................... 3

1.3 Perumusan Masalah................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Sifat- Sifat Biologi Kelapa Sawit..............................................

2.2 Sejarah Perkembangan Kelapa sawit .......................................

2.3 Kelapa Sawit dan Produknya ...................................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu Penelitian..................................................... 27

3.2 Desain Penelitian.......................................................................

3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................... 29

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

4.1 Ubahan-ubahan Yang Diteliti dan Penjelasannya .................... 30

4.2 Penyajian Dan Analisa Data ..................................................... 31

4.3 Analisa Data .............................................................................. 32

4.4 Kesimpulan Analisa Data .......................................................... 32

4.5 Penafsiran Kesimpulan dan Analisa data.................................. 33

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 34

5.2 Saran-saran............................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kelapa Sawit merupakan komoditas yang penting karena kebutuhan akan minyak goreng dan derivatnya di dalam negeri terus meningkat sejalan dengan meningkatnya standar ekonomi masyarakat. Minyak kelapa sawit merupakan sumber devisa negara yang sangat potensial karena tidak semua negara dapat memproduksinya. Kelapa sawit hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada kawasan beriklim tropis seperti di Indonesia dan termasuk daerah Riau merupakan sangat potensial untuk tanaman kelapa sawit.

Dibukanya beberapa areal baru perkebunan kelapa sawit oleh Perusahan Perkebunan Swasta Nasional (PBSN), Perkebunan Negara, dan Perkebunan Rakyat, membawa imflikasi baru, mulai dari persediaan lahan, perbaikan infrastruktur , dampak lingkungan, sehingga penyediaan sumber daya manusia.

Perkembangan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesat pada tahun 1969. Pada saat itu luar areal perkebunan kelapa sawit adalah 119.500 ha dengan totak produksi minyak mentah (CPO dan KPO ) 189.000 ton per tahun. Diperkirakan produksi minyak sawit Indonesia akan mencapai 9,9 juta ton pada tahun 2005. Tetapi disayangkan pertambahan luas areal tidak dibarengi dengan peningkatan produktifitas yang optimal dan masih jauh dibawah standar.

Didaerah-daerah di Riau Areal perkebunan kelapa sawit yang diusahakan oleh rakyat secara pribadi makin bertambah. Seperti di daerah Desa Pulau Aro Teluk Kuantan Riau sudah berkembang sejak tahun 2004 dengan dibentukkan kelompok tani perkebunan kelapa sawit dengan anggota sebanyak 42 Orang dengan luas lahan lebih kurang 87 ha. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran ( 2) , perkebunan ini pada saat ini tidak semuanya berhasil . Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain Kurangnya pengetahuan tentang teknik budidaya tanaman kelapa sawit baik tentang bibit yang baik cara perawatan dan lain sebagainya.

Hal ini dapat kita lihat pada penomena gambar dibawah ini :

Gambar 1 : Tanaman Kelapa Sawit rakyat di desa Pulau Aro Teluk Kuantan Riau

Ditanam disela-sela tanaman lain seperti pisang, kelapa, coklat dll

Gambar 2: Tanaman Sawit di desa Pl Aro Tl Kuantan Riau di sela tanaman kelapa

Gambar 3 : Tanaman Kelapa Sawit di Tanam di pekarangan rumah dan tanaman lain

Ditebang dan digantikan dengan tanaman Sawit.

Gambar 4: TanamanSawit rakyat desa Pl Aro Tl Kuantan Riau di pekarangan rumah

Masih terlihat banyaknya tanaman pengganggu/ gulma

Dari penomena gambar diatas kami tertarik untuk mengangkat sebuah judul makalah yaitu “ BUDIDYA TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elais guinensis)”. Dengan adanya makalah ini hendaknya dapat memberikan suatu literatur atau berupa gambaran informasi bagi masyarakat yang belum benar-benar mengenal dan mengetahui tentang Bibit yang baik, cara- cara atau teknik Budidaya tanaman kelapa Sawit yang baik dan benar .

1.2 PEMBATASAN MASALAH

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pembibitan

2. Penanaman Bibit kelapa Sawit

3. Perawatan tanaman ( TBM dan TM )

4. Panen

1.3. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan di atas,maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ‘ Apakah dengan mengetahui cara atau teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit yang baik dan benar dapat meningkatkan Produktifitas Buah sawit ?

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam melakukan kerja ilmiah dan berfikir ilmiah. Disamping itu juga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana teknik atau cara – cara Budidaya tanaman Kelapa sawit yang baik dan benar.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Sehubungan dengan tujuan penelitialn tersebut diatas maka penelitian ini diharapkan hendaknya memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Dapat menambah wawasan bagi siswa dalam kerya ilmiah

2. Dapat memberikan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat tentang teknik atau cara-cara budidaya tanaman kelapa sawit yang baik dan benar

3. Agar masyarakat memahami akan pentingnya tanaman kelapa sawit karena selain menghasilkan minyak goreng yang mengandung kolesterol rendah juga memiliki manfaat non pangan seperti membuat sabum, pakan ternak , pupuk kompos, bahan bakar, biodisel dan lain sebagainya.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Sifat- Sifat Biologi Kelapa Sawit

2.1.1. Klasifikasi botani kelapa Sawit

Divisio : Tracheophyta

Subdivisio : Pteropsida

Kelas : Angiospermae

Sub kelas : Monocotiledonae

Ordo : Cocoideae

Famili : Palmae

Genus : Elais

Spesies : Elais guinensis

Varietas : Dura, Psifera, Tenera

2.1.2. Morfologi Kelapa Sawit

Gambar 5. Morfologi Kelapa Sawit

2.2. Perkembangan Kelapa Sawit

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang pesat pada tahun 1969. Pada saat itu luas areal perkebunan kelapa sawit adalah 119.500 hektar dengan total produksi minyak sawit mentah(CPO dan KPO) 189 .000 ton per tahun.pada tahun 1988 luas areal perkebunan kelapa sawit bertambah menjadi 862.859 hektar dengan produksi CPO sebanyak 1.713.000 ton,pada tahun 1995 luas nya mencapai 2.025 juta hektar,terdiri dari 656 ribu hektar perkebunan rakyat (33%),404 ribu hektar perkebunan negara/PTPN(20%),dan 962 ribu hektar perkebunan besar swasta Nasional(47%),dengan total produksi minyak kelapa sawit 4.480.000 ton.angka ini di perkirakan akan terus meningkat seiring semakin banyak nya investor yang menanamkan modal secara besar-besaran pada perkebunan kelapa sawit di Riau,Jambi,Bengkulu,Kalimantan,dan kawasan tengah maupun Timur Indonesia.Diperkirakan produksi minyak kelapa sawit akan mencapai 9,9 juta pada tahun 2005.

Sayang,peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit belum diikuti dengan peningkatan prokduktifitas yang optimal.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Aro Teluk Kuantan Riau Nopember 2008 sampai dengan Desember 2008

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Study literatur. Dalam hal ini data yang diambil adalah data sekunder dari berbagai sumber seperti buku- buku, data di desa, yang sudah ada sebelumnya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

3.4.1.Tehnik Kepustakaan

Tehnik kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang bersifat teoritis dalam menyusun landasan penelitian, baik berupa konsep, defenisi yang digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.

3.4.2. Teknik Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengambil data sekunder tentang perkembangan areal perkebunan sawit dan data lainnya yang berkaitan dengan makalah ini.

BAB IV

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

4.1 UBAHAN- UBAHAN YANG DITELITI DAN PENJELASANNYA

Pada penelitian ini ubahan yang diteliti adalah Daging dengan diberikan perlakuan sebagai berikut : Satu kilo daging yang sudah tua dan boleh dikatakan daging yang sudah tidak laku dipasaran karena sudah tua dan keras. Daging ini dibagi dua kelompok yaitu satu kelompok daging yaitu 1 kg daging tidak diberi apa-apa dan dimasak dengan diberi bumbu masak atau digulai seperti biasanya . Dan 1 kg daging yang sudah tua juga dimasak dan diberi bumbu masak biasa tetapi diberi perlakukan yaitu dengan pemberian enzim papain yang langsung diambil dari getah pepaya segar dari buah pepaya yang masih muda. Daging diaduk terlebih dahulu dengan enzim papain. Lalu kedua kelompok daging dimasak dengan waktu yang bersamaan dan dengan besar api yang sama.

Gambar 9. Daging yang tidak diberi enzim papain

Gambar 10. Daging yang diberi Enzim papain

4.2. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Data yang disaikan ini adalah data yang diambil dati hasil eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelompok daging sebagai berikut :

No

Kelompok

Perlakuan

Waktu

Keterangan

1

A

Satu kg daging tua yang tidak diberi enzim papain

Dimasak jam 16.00-16.35

16.00-16.55

Daging masih keras dan belum bisa untuk dimakan

Daging baru mulai lunak dan sudah bisa dikonsumsi atau dimakan

2

B

Satu kg daging yang diberikan enzim papaian yang berasal dari buah pepaya yang masih muda

Dimasak jam 16.00-16.35

Daging sudah mulai lunak dan sudah bisa untuk dikonsumsi atau dimakan

Tabel 2. Data hasil eksperimen terhadap daging tua dengan pemerian enzim papain

4.3. ANALISA DATA

Dari data diatas dapat dianalisa sebagai berikut : Bahwa daging tua yang tidak diberi enzim papain yang dimasak dengan waktu dan cara yang sama dengan daging yang diberi enzim papain maka daging yang tidak diberi enzim papain memakan waktu yang lama memasaknya jika dibandingkan daging yang dibnerikan perlakuan dengan pemberian enzim papain. Disini dapat terlihat waktu yang diperlukan untuk memasak daging yang tidak diberi enzim papain memakan waktu antara jam 16.00 sampai dengan 16.55. Jadi membutuhkan waktu lebih kurang 55 menit baru mulai lunak. Sedangkan daging tua yang keras diberikan enzim papain hanya membutuhkan waktu untuk menjadi lunak 16.00- 16 35. Maka hanya membutuhkan waktu 35 menit. Dengan demikian terbukti bahwa enzim papain dapat melunakkan daging. Hal ini disebabkan karena enzim papain dapat memecahkan molekul protein atau dapat menjadikan daging yang tua dan keras atau alot menjadi lunak dalam waktu yang relatif singkat. Maka enzim papain dapat mengurangi penggunaan energi sehingga dengan penggunaan enzim papain baik dalam rumah tangga maupun industri ataupun restoran dapat menurunkan biaya ekonomi dalam rumah tangga atau menurunkan biaya dalam industri atau restoran.

4.4.KESIMPULAN ANALISA DATA

Dari hasil eksperimen atau penelitian yang dilakukan terhadap pemberian enzim papain pada daging yang sudah tua dan keras maka didapatkan selisih waktu memasak daging yang tidak diberi enzim papain memakan waktu dari 16.00-16.55 jadi membutuhkan waktu 55 menit sedangkan daging tua dan keras yang diberi enzim papain membutuhkan waktu 16.00-16.35 jadi hanya 35 menit. Maka selisih antara daging yang tidak diberi enzim papain dengan yang diberi enzim papain adalah 20 menit. Dengan demikian penggunaan enzim papain dapat menghemat bahan bakar dalam memasak baik dalam rumah tangga maupun dalan industri makanan atau restoran.

4.5.PENAFSIRAN KESIMPULAN ANALISA DATA

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa adanya perbedaan waktu yang digunakan untuk melunakkan daging yang diberi enzim papain dengan daging yang tidak diberi enzim papain. Adanya perbedaan waktu tersebut dapat dikaitkan dengan adanya pengaruh atau manfaat enzim papain sebagai pelunak daging. Dengan demikian maka Hipotesa yang diajukan dapat diterima.

Dari keterangan diatas maka enzim papain dapat digunakan sebagai pelunak daging bagi kehidupan sehari -hari baik dalam kehidupan di rumah tangga maupun industri- industri atau restoran.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Kesimpulan teoritis

2. Kesimpulan Penelitian

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa enzim papain dapat melunakkan daging hal ini dapat dibuktikan dengan eksperimen dimana daging yang diberi enzim papain dimasak dengan waktu 16.00- 16.35 sudah lunak dan bisa dikonsumsi maka hanya membutuhkan waktu untuk melunakan 35 menit. Sedangkan daging yang tua dan keras yang tidak diberikan enzim papain membutuhkan waktu 16.00-16.55, maka membutuhkan waktu 55 menit jadi selisih waktu yang digunakan lebih kurang 20 menit. Dengan demikian enzim papain memiliki pengaruh atau manfaat untuk melunakkan daging. Dan dengan penggunaan enzim papain dalan rumah tanggga dan industri dapat menekan biaya ekonomi lebih murah.

5.2 SARAN

Dalam penelitian ini dapat penulis sarankan sebagai berikut :

1. Kepada masyarakat disarankan untuk memilih bibit yang baik dan unggul sebelum menanam. Karena bibit adalah hal yang paling menentukan tingginya hasil produksi nantinya. Sedangkan lingkungan dan pemeliharaan hanya faktor pendukung.

2. Kepada seluruh masyarakat sebaiknya menggunakan minyak sawit karena mengandung kolesterol yang rendah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dudung Muhidin, 1999, Agroindustri Papain dan Pektin, Penerbit Penebar Swadaya.

2. Muchtar Lutfi, Prof. DR., Et. Al, 1984, Buku Panduan Penulisan Makalah dan Skripsi, PKIP UNRI Pekanbaru.

3. ..........................., Kumpulan Materi Dari Internet

 
KIR SMAN 1 TELUK KUANTAN. Template Design By: SkinCorner